PEMASANGAN DAN PERAWATAN PASIEN DENGAN OROPHARYNGEAL TUBE

PEMASANGAN DAN PERAWATAN
PASIEN DENGAN OROPHARYNGEAL TUBE (BAGIAN 1)
Oleh : Ni Luh Suciati

A. Pengertian
Oropharyngeal tube adalah sebuah tabung / pipa yang dipasang antara mulut dan pharynx pada orang yang tidak sadar yang berfungsi untuk membebaskan jalan nafas. (Medical Dictionary)
Pembebasan jalan nafas dengan oropharyngeal tube adalah cara yang ideal untuk mengembalikan sebuah kepatenan jalan nafas yang menjadi terhambat oleh lidah pasien yang tidak sadar atau untuk membantu ventilasi (Sally Betty,2005)
Oropharyngeal tube adalah alat yang terbuat dari karet bengkok atau plastik yang dimasukkan pada mulut ke pharynx posterior untuk menetapkan atau memelihara kepatenan jalan nafas. (William dan Wilkins).
Pada pasien tidak sadar, lidah biasanya jatuh ke bagian pharynx posterior sehingga menghalangi jalan nafas, sehingga pemasangan oropharyngeal tube yang bentuknya telah disesuaikan dengan palatum / langit-langit mulut mampu membebaskan dan mengedarkan jalan nafas melalui tabung / lubang pipa. Dapat juga berfungsi untuk memfasilitasi pelaksanaan suction. Pembebasan jalan nafas dengan oropharingeal tube digunakan dalam jangka waktu pendek pada post anastesi atau langkah postictal. Penggunaan jangka panjang dimungkinkan pada pasien yang terpasang endotracheal tube untuk menghindari gigitan pada selang endotraceal.

B. Organ-organ yang terlibat dalam oropharyngeal airway
1. Nasofaring (terdapat pharyngeal tonsil dan Tuba Eustachius)
2.Orofaring (merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring,terdapat pangkal lidah)
3. Laringofaring(terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran makanan)

C. Indikasi dan Kontra Indikasi
1. Indikasi
Adapun indikasi pemasangan oropharyngeal tube adalah sebagai berikut :
a. Pemeliharaan jalan nafas pasien dalam ketidaksadaran,
b. Melindungi endotracheal tube dari gigitan,
c. Memfasilitasi suction pada jalan nafas

2. Kontra indikasi
Tidak boleh diberikan pada pasien dengan keadaan sadar ataupun semi sadar karena dapat merangsang muntah, spasme laring.
Harus berhati-hati bila terdapat trauma oral.

D. Konsep Fisiologi / Pengaruh Terhadap Tubuh
Pemasangan oropharengeal tube meniadakan proses pemanasan dan pelembaban udara inspirasi kecuali pasien dipasang ventilasi mekanik dengan humidifikasi yang baik. Perubahan ini menyebabkan gagalnya silia mukosa bronkus mengeluarkan partikel-partikel tertentu dari paru. Discharge trakea berkurang dan menjadi kental, akhirnya terjadi metaplasia skuamosa pada epitel trakea.
Pada penderita dengan bantuan jalan nafas oropharyngeal ini merupakan benda asing dalam tubuh pasien sehingga sering menjadi tempat ditemukan berbagai koloni bakteri, yang sering ialah Pseudomonas aeruginosa dan kokus gram positif. Pada fiksasi oropharyngeal tube juga sering kali menimbulkan penekanan pada salah satu sisi bibir pasien sehingga bisa menyebabkan luka/nekrotik sebagai penyebab masuknya kuman ke dalam tubuh pasien.

E. Prinsip Pencegahan Infeksi
Untuk pencegahan infeksi, digunakan prosedur yang bersih baik itu dari peralatan dan juga lingkungan bersih dalam melakukan prosedur tindakan. Untuk perawatan, jaga kebersihan mulut setiap 2 sampai 4 jam jika dibutuhkan.
Oropharyngeal tube dapat direndam di baskom yang telah diisi air kemudian dibilas dengan larutan hydrogen peroxida dan air.

F. Prinsip / Hal Lain Untuk Pemasangan Oropharyngeal tube
− Cara pemasangan yang tidak tepat dapat mendorong lidah ke belakang atau apabila ukuran terlampau panjang, epiglotis akan tertekan sehingga menyebabkan jalan nafas tersumbat
− Hindarkan terjepitnya lidah dan bibir antara gigi dan alat
− Jangan gunakan alat ini pada pasien dimana refleks faring masih ada karena dapat menyebabkan muntah dan spasme laring.

G. Hal Yang Dikaji Sebelum Tindakan
Hal yang dikaji sebelum tindakan pemasangan oropharyngeal tube
Pastikan pasien dalam keadaan tidak sadar. Pemaksaan pemasangan alat ini akan menimbulkan “gag reflek” atau muntah yang mungkin menyebabkan aspirasi.
Perhatikan dan ukur besarnya oropharyngeal tube yang akan dipakai


H. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
1) Kerusakan pertukaran gas spontan
2) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
3) Kerusakan menelan
4) Resiko infeksi

I. Outcome Yang Ingin Dicapai Dari Pemasangan Oropharingeal Tube
Tujuan pemasangan oropharyngeal tube adalah :
Menjaga kepatenan jalan nafas pasien,

Tujuan perawatan orupharyngeal tube adalah :
Menjaga jalan nafas tetap paten
Mencegah terjadinya infeksi

J. Persiapan Alat, Lingkungan dan Pasien Sebelum Terapi Oksigen Diberikan
1. Persiapan Alat
− Mayo / Guidel / oropharyngeal tube berbagai ukuran
− Sarung tangan
− Plaster
− Bengkok
− Tounge spatel
− Kasa
− Suction
− Selang penghisap

2. Persiapan Lingkungan
− Ciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman serta kooperatif
− Siapkan sampiran atau sketsel

3. Persiapan Pasien
− Informasikan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
− Posisikan klien terlentang, upayakan sedekat mungkun dengan bagian atas empat tidur
− Pastikan pasien dalm keadaan aman untuk dilakukan tindakan
− Pastikan tidak terdapat reflek faring

K. Prosedur Tindakan Pemasangan oropharyngeal tube
1) cuci tangan, gunakan sarung tangan.
2) pilihlah ukuran airway yang sesuai dengan pasien. Hal ini mungkin dilakukan dengan menempatkan jalan napas di pipi pasien dengan bagian datar di bibir. Ujung dari jalan napas harus ada di dagu pasien.
3) Masukkan jalan napas dengan mengikuti salah satu cara dibawah ini.
Balik jalan napas sehingga bagian atasnya menghadap kemuka. Mulai untuk memasukkan jalan napas ke mulut. Sebagaimana jalan napas mendekati dinding posterior Faring dekat lidah belakang, putar jalan napas pada posisi yang seharusnya (180 º)
Gunakan penekan lidah , gerakkan lidah keluar untuk menghindari terdorong ke belakangmasuk faring posterior. Masukkan jalan napas oral ke dalam posisi
yang seharusnya dengan bagian atas masuk kebawah dan tidak perlu diputar.

4) Jika reflek cegukan pasien terangsang, cabut jalan nafas dengan segera dan masukkan kembali.
5) Fiksasi jalan napas dengan plester dan letakkan di pipi dan melintasi bagian datar dari jalan napas, pada bibir pasien. Jangan menutupi bagian terbuka dari jalan napas. Harus berhati- hati untuk menjamin pasien tidak cegukan terhadap jalan napas ketika direkatkan pada tempatnya. Perekatan dapat mencegah pasien dari dislokasi jalan napas dan karena itu pasien muntah segera setelah ia sadar kembali.

Prosedur perawatan oropharyngeal tube
1) Cuci tangan , gunakan sarung tangan, lakuka perawatan oral pada sisi rongga mulut yang tidak terhalang oleh pipa
2) Perhatikan tanda panjang pipa dalam sentimeter dengan acuan bibir pasien
3) Pegang pipa dalam tanda tersebut dan dengan hati-hati dan cermat gerakkan pipa kesisi lain dari mulut pasien.
4) Pastikan bahwa tanda acuan tetap sama.
5) Gunakan penghisap oral sesuai kebutuhan
6) Atur kembali posisi klien
7) Rapikan semua peralatan, lepaskan sarung tangan dan buang di tempat yang disediakan.
8) Evaluasi status pernafasan klien, kenyamanan klien
9) Perawat mencuci tangan

L. Evaluasi
1) Kaji status neurologi pasien secara berkala. Jalan napas dapat menyebabkan muntah-muntah pada pasien yang sensitif dan karenanya harus digunakan hanya pada pasien tidak sadar.
2) Monitor pasien dari penumpukan sekresi oral dan penghisapan rongga mulut
3) Jika keadaan pasien memungkinkan, pemakaian jangka panjang memerlukanpelepasan jalan napas untuk memberikan perawatan oral.

Dokumentasi
1. Catat ukuran dari jalan napas yang digunakan
2. Catat waktu prosedur dilakukan dan toleransi pasien
3. Catat setiap perubahan dalam status pasien dan atau setiap komplikasi
4. Catat kecepatan dan sifat dari pernapasan.

M. Pendidikan yang Perlu Diberikan pada Pasien dan Keluarga

Instruksikan klien dan keluarga untuk tidak menggerakkan Oropharyngeal tube, plester, atau pemegang oropharyngeal tube. Jika klien mengeluh atau nampak tidak nyaman, instruksikan keluarga bertanya pada perawat.
Informasikan pada klien dan keluarga bahwa jika tube menyebabkan sumbatan, untuk segera memberitahukan kepada perawat dan intervensi akan dilakukan untuk mengurangi sumbatan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HOME CARE

STRUKTUR ORGANISASI PPNI